Pagi di hari minggu yang cerah, destinasi wisata yang ingin saya explore adalah Keraton Kasepuhan yang terletak di Cirebon. Alamat lengkapnya di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Setelah masuk ke area Keraton Kasepuhan, karena saya datang dua minggu sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW maka disambut oleh pasar dadakan yang memang sudah menjadi tradisi satu bulan sebelum Maulid Nabi pasti ramai oleh para pedagang dan wisatawan lokal. Tapi jika kita berkunjung di luar bulan rabiul awal kita tidak akan menemukan pasar.
sebelum pintu masuk keraton di sebelah kiri ada Mesjid.
berjalan kurang lebih seratus meter kita akan menemukan gerbang masuk Keraton Kasepuhan.
Masuk kawasan keraton kasepuhan kita harus bayar tiket dulu. Wisatawan pelajar & mahasiswa dikenakan biaya Rp. 10.000 dan wisatawan umum Rp. 15.000. Didalam Keraton ada museum pusaka keraton kasepuhan, jika kita ingin masuk kesana tiketnya Rp. 25.000 per orang. Jasa guide juga ada, untuk jasa guide tergantung keikhlasan kita saja, waktu itu saya membayar Rp. 50.000.
Gazebo yang terdapat di area keraton kasepuhan. Biasanya dijadikan tempat duduk-duduk wisatawan.
Gerbang masuk Keraton kasepuhan yang terbuat dari bata-bata yang dihiasi oleh keramik dari Tiongkok.
Jika berkunjung ke Keraton Kasepuhan pastikan mampir ke Museumnya juga, disana banyak benda-benda pusaka dari tahun 1400 an yang masih terawat dengan baik.
Menurut keterangan yang saya capture di Museum, Kereta Singa Barong adalah sebuah kereta kencana yang bentuknya terdiri dari bagian tubuh Burung, Gajah dan Naga. Dibuat pada Tahun 1549 M oleh Pangeran Losari. Dipakai untuk kendaraan Sultan pada acara-acara adat dan ditarik oleh empat ekor kerbau bule. Kereta ini asli buatan para ahli Kesultanan Cirebon dipimpin oleh Pangeran Losari, dan memiliki teknologi yang tinggi menggunakan suspensi dengan pegas lempengan besi, serta badan kereta diikat dengan sabuk dari bahan kulit kerbau sehingga ketika kereta berjalan tidak ada guncangan. Badan kereta berayun maju mundur, sehingga menggerakan lidah pada mulut kepala naga kereta keluar masuk dan menggerakan sayap mengepak seolah mau terbang.





Beranjak keluar dari museum saya memasuki pelataran Keraton Kasepuhan.




Ruangan yang terdapat di area Keraton Kasepuhan tidak dibuka untuk umum, hanya jika ada acara-acara kenegaraan atau kebudayaan maka baru digunakan.


Setelah puas melihat ke area Keraton Kasepuhan, saya beranjak ke samping kiri keraton yang lahannya masih luas. Disana terdapat seperti danau buatan, menurut Guide danau itu sebagai tindakan pencegahan apabila terjadi banjir atau tsunami karena Keraton Kasepuhan letaknya cukup dekat dengan laut.
Kemudian kami pun diajak ke lapangan yang penuh dengan merpati, disini kalau bawa anak-anak pasti mereka akan senang sekali. Dengan membeli pakan jagung Rp. 5.000, maka merpati akan berdatangan dan tak segan segan mematuk tangan kita dan hinggap di tangan atau kepala untuk meminta makanan.

Salam Heritage